Egois…
Manusia dan
pahamnya saat ini membawa setiap individu tanpa sadar terjerembab ke dalamnya
Ketika “aku”
adalah yang utama
Lalu
egoiskah hati…
Ketika hati
tak lagi menempatkan aku sebagai yang utama namun mereka…
Ketika hati
menjujung mereka, satu per satu tali mulai mengikat diri
Mengikat
dengan kencang seolah tak mau dilepaskan
Lalu satu
per satu mulai menarik
Menarik,
mengulur, menarik mengulur..
Dan tarikan
itu seperti membawamu berdiri di tepi jurang yang dalam
Hanya butuh
sedikit lagi dorongan untuk membuatmu jatuh dan berharap tak perlu lagi
terlihat
Tak terlihat
Tak ada
tarikan, tak ada rasa sakit, tak ada lagi air mata
Ya, dorong
saja sampai kematian menjemput
Dan ketika
pikiran itu membuatku pasrah untuk terjatuh,
Seseorang
menahan jatuhku
Ia menahanku
dengan bilur-bilur di tubuhnya
Dan Ia
tampak jauh lebih terlihat kesakitan dan menderita
Tidak ada
tali yang menariknya
Namun tanagn
dan kakinya dipaku, dan tubuhnya menahan kayu besar berbentuk salib
Bibir itu
hanya terketup
Diam seribu bahasa
dan menyadari kebodohan terdalam saat “aku” lagi-lagi menduduki tahta hati
Kenapa?
Kenapa pria
itu harus menderita dan disalib?
Ia tidak
mengeluh
Ia tidak
marah
Ia
tidakmenunjukkan penyeselan
“Karena Aku
mengasihimu,” ujarnya dengan penuh kehangatan
Kasih..
Satu kata
yang mampu memotong segala tali yang sepertinya sedang menarikmu
Satu kata
yang membuatmu terselamatkan dari jurang dalam itu
Dan satu
kata yang membuatmu mampu menempatkan “aku” di urutan terbawah di hatimu
Dan
menjadikan “Dia” sebagai yang bertahta di hatimu
No comments:
Post a Comment