Sang gadis
memeluk kedua tempurung lututnya
Berusaha
menikmati kesunyian malam itu
Ketika
detakan jam di dinding yang menemaninya malam itu
Ia memejamkan matanya
Meskipun tak ada lagi seberkas
cahaya yang dapat dilihatnya dari tempatnya meringkuk
Ia sedang menikmati waktu
bersama yang paling mengasihinya
Di dalam diamnya, hatinya
menyampaikan kata demi kata
Mencari di dalam bayangannya
yang nanar
“Dapatkah
aku melihat buku milikMu….
Aku ingin tahu akhir dari lembaran-lembaran
yang sudah Kau tuliskan selama 19 tahun ini…
Cerita yang Kau buat semakin rumit…
Semakin tidak dapat dipahami…”
Dalam diamnya, ia kembali
membuka lembaran 19 tahun lebih 23 hari yang telah dilewatinya…
Lalu semakin mengencangkan
pelukannya
Merasakan angin menyusup di
belakang tengkuknya
Mengisyaratkan malam
memanggilnya untuk segera terlelap
“orang
bilang aku dewasa…
Tapi tak ada yang memberi tahu seperti apa
itu dewasa..
Kupikir aku sudah berusaha menjadi orang
dewasa..
Tapi mereka menuntut lebih…
Jika aku lelah, bukankah itu berarti aku
belum dewasa?”
Sang gadis ingin mengakui
sesuatu
Namun tertahan..
“Ah Tuhan, Kau kan mengetahui
segala sesuatu…”
Dan ia meluruskan kedua kakinya.
P-A-S-R-A-H
“Jika Kau
mengizinkanku membuka daftar isi dari buku kehidupanku,
Aku mau melihat bagaimana studiku, keluarga,
pekerjaan,
dan akhirnya …”
Ia berusaha
membujuk-Nya,
Mengintip
bagian prakata yang dituliskan;
TUHAN semesta alam telah bersumpah,
firman-Nya:
“Sesungguhnya seperti yang Kumaksud,
demikianlah akan terjadi, demikianlah akan terjadi,
dan seperti yang Kurancang, demikianlah akan
terlaksana –Yes 14:24
Ah.. ya…
Apalagi gunanya berusaha mengintip isi buku itu kalau pada akhirnya akan
terjadi..
Berarti, hanya tinggal menjalankannya..
Dan cerita itu akan baik adanya jika mengikuti sesuai yang dituliskanNya
Hmmmm
Bagaimana mungkin akan baik adanya? Bagaimana untuk mengetahuinya?
“Tuhan mengetahui rancangan-rancangan
manusia; sesungguhnya semuanya sia-sia belaka. Berbahagialan orang yang
Kauhajar, ya Tuhan, dan yang Kau ajari dari Taurat-Mu- Mzm 94:11-12”
Si gadis
masih gelisah…
Relasinya
selama ini bersama Dia memang telah berbicara banyak..
“Ah, tapi
hati ini tak tenang. Salahkah menikmati sesuatu ini sekarang? Ini bisa jadi
pelajaran untuk masa depanku”
Dan lagi
jawabNya “Banyaklah rancangan di hati
manusia, tetapi keputusan TUHANlah yang terlaksana –Ams 19:21”
Sang gadis mulai menggaruk
kepalanya
Dasar gadis bebal
Berani-beraninya berkompromi
dengan Yang kuasa
“Sebab Aku ini mengetahui
rancangan-rancanganapa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman
Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk
memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan –Yer 29:11”
Sang gadis tersipu malu
Setitik air yang terjatuh dari
pelupuknya segera ia hapus
“Dasar sanguine.. dasar
Hiperbola.. dasar bebal…”
Ia membuka matanya, beringsut ke
salah satu sisi untuk membaringkan kepalanya
Ah yah, merasa seperti seorang
dewasa ketika mimpi akhirnya mulai menghampirinya…
No comments:
Post a Comment