Pages

Monday, October 29, 2012

Pencopet??? Siapa takut?!

mungkin keabstrakan saya semakin menjadi-jadi..
setelah beberapa postingan saya yang dianggap sebagai seorang pujangga galau,.
kali ini saya menceritakan sebuah kejahatan dengan penuh kepuasan..

jadi.. begini ceritanya..

hari Rabu kemarin, seminggu sebelum saya menuliskan post ini, saya bertemu dengan orang-orang yang membuat saya punya ketakutan yang besar terhadap yang namanya angkutan umum.
ya, salah seorang sahabat saya memang pernah berkata bahwa saya termasuk ke dalam kategori orang yang parno.

padahal tidak begitu juga.

memang pengalaman sekali kecopetan dan dua kali gagal dicopet,
apalagi selalu bertemu dengan preman di dalam bus,
akhirnya membuat saya jadi mawas diri.

sebelumnya, saya termasuk orang yang sangat menikmati menaiki angkutan umum SELAMA memperoleh tempat duduk.
menaiki angkutan umum jauh lebih nyaman karena buat saya, dari segi keamanan di jalan, saya termasuk tidak perlu menderapkan detak jantung terlalu cepat.
sealin itu, banyak hal yang bisa dilakukan dari membaca buku, smsan-internetan-bbman, atau memikirkan hal-hal yang seringkali terlewat untuk dilakukan.
dan hal yang terbaik dari itu semua adalah punya kesempatan untuk TIDUUUUUURRRRR


Hahahahaha
yah, selama tidak terburu-buru, angkutan umum sebenarnya di atas segala ketidaknyamanan fasilitas yang ditawarkan, menjadi salah satu alternatif yang tepat di Ibukota Indonesia ini.

nah, siang hari kemarin, salah satu hal yang paling saya tidak duga terjadi di angkutan umum yang sering saya tumpangi.
bus besar jurusan Pulogadung-Blok M hari itu memang cukup sepi sekalipun jarum jam sedang menuju ke angka 3. saya dan sejumlah mahasiswa yang ramai menaiki bus tersebut dan menempati bangku-bangku yang masih kosong.

saya dan teman saya mengambil posisi paling depan, di mana mata kami telah jatuh ke sepasang kursi kosong tersebut dan memutuskan untuk duduk di situ.
tak lama bus berjalan, seorang ibu yang duduk di sebelah kanan saya menegur saya ; adek pakai indosat?
berusaha untuk tetap ramah dan waspada, saya menjawab: engga bu. saya pakai axis
ibu: oh begitu. anak sekarang jarang ya yang pakai indosat
saya yang memang takut dengan orang asing karena isu hipnotis yang ramai dibicarakan, maka saya pun menjawab cepat: iya bu.
lalu saya mencari headset di tas dan dengan perlahan memasangnya di kedua kuping saya.
berharap dengan demikian tidak ada lagi percakapan.

tidak ada percakapan sejak itu...

mata saya mulai berat..

dan tanpa bisa saya kendalikan, alam mimpi menghampiri saya siang itu..

lalu tiba-tiba saya tersontak ketika bus baru saja melewati jembatan stasiun jatinegara dan sejumlah penumpang berteriak-teriak tutup pintunya pak.

saya terbangun, berusaha mengetahui yang terjadi.

dan dengan posisi saya yang duduk di paling depan, saya dapat melihat bus saya yang melewati busway terhenti di depan sejumlah siswa berseragam putih abu-abu

kenek berusaha menghalangi mereka masuk, dan akhirnya hanya sekitar 3-5 siswa yang bisa menaiki bus tersebut.
kantuk tak lagi menemani saya.
khawatir siswa-siswa tersebut tiba-tiba terlibat tawuran dan membawa air keras..
parno? mungkin.
tapi itu yang saya syukuri.

setelah melewati daerah Cipinan, ada 2 orang lelakidari belakang yang maju ke depan. salah satunya berpakaian rapi dan meletakkan sebuah tas besar di depannya. sementara yang lain berbadan besar dan tak membawa barang apapun.
saya sama sekali tidak curiga, sampai tiba-tiba ibu di samping saya berkata: mereka pencopet.

SHOCKED.
SANGAT.
DAN TAMBAH PARNO.

Ibu-ibu di samping saya persis kalau yang ada di cerita-cerita misteri. berbicara tanpa ekspresi atau memandang saya dan intonasinya pun datar.

saya spontan bertanya: kok ibu bisa tahu?

dan dia diam saja.

saya menahan nafas lalu berbisik ke teman di samping kiri saya: mut, itu yang di depan pencopet. ibu-ibu di samping gue yang bilang.
mutiara: hah??! serius stev?
saya: ya aman gue tahu

kami tak melepaskan pandangan kami ke depan. sambil sesekali saya melirik ke ibu-ibu yang tak berekspresi itu.
hmmmmm
plegma sepertinya...
HAHAHAAHAHAHA

Dan...
bus mulai melewati yang disebut "pangkalan"... itu sesudah halim, sebelum UKI.,.
Mutiara turun..d an orang-orang tersebut tidak turun...
dan mulai curiga lah saya...

lalu kenek pun berteriak: CAWANG-CAWANG-CAWANGGGG!!!!!
Dan beberapa orang muali beregerak turun dan mereka juga mulai bergerak tapi tidak turun...

dan ketika si kenek meneriakkan: UKI-UKI-UKI
Sejumlah penumpamng memadati pintu depan dan beberapa orang yang sejak tadi saya amati juga terlihat hendak turun dan masuk ke dalam kepadatan penumpang tersebut.

dan saya sangat terkejut dengan yang saya lihat.

SALAH SEORANG DARI BAPAK-BAPAK DI BELAKANG MENERIMA HANDPHONE SECARA DIAM-DIAM DAN MEMASUKKAN KE DALAM KANTONG CELANANYA.

ARRRGGGHHHH!!!!!

Mau berteriak, tapi ketakutan itu melingkupi saya begitu besar. mereka berbadan besar dan berkelompok.

seorang bapak-bapak menyadari handphonenya hilang namun usahanya sia-sia.
si pencopet dengan muka tegangnya memerintahkan agar sang supir segera melajukan kembali kendaraannya. dan salah seorang dari mereka yang sejak tadi tidak saya perhatikan memberikan uang kepada sang supir.

MYYYY!!!!!!

Gak heran kejahatan bisa terus terjadi di tempat ini.

dan yang lebih membuat saya terkejut, yang saya pikir hanya tiga orang, ternyata ada LIMA ORANNNGG!!!!!

SOTOY kah saya???

tidak. karena setelah BNN, mereka turun bersamaan di jembatan penyebrangan yang terdekat dari tempat itu.

dan setelah mereka turun, ibu-ibu di samping saya berbicara tanpa menatap ke saya!!!!!!
"Tuh kan saya bilang apa. di belakang pasti masih ada."

Dan saya hanya bisa menelan ludah dan memeluk tas saya sambil berharap kantuk tak lagi menemani saya sore itu.....

setidaknya...

ketika hari ini kembali harus menaiki bus yang sama.. saya jauh lebih tenang karena saya sudah tahu bagaimana harus berjaga-jaga dan mengetahui bagaimana mereka berkerja..

yah..mungkin benar..

bahwa kejahatan bisa tejadi karena ada kesempatan..






Thursday, October 25, 2012

daun itu bercerita...


Dan sepucuk daun kembali terjatuh
Meninggalkan rantingnya dan bersatu dengan aliran sungai
Warnanya hijau, terlihat begitu rapuh nan lembut

Daun itu siap meninggalkan pohonnya dan berpetualang bersama aliran sungai itu
Memang ada ujungnya di sana
Namun ia tak tahu di mana dan kapan ia akan tiba di sana
Ia hanya menyerahkan diri pada aliran sungai yang terus membawanya

Sesekali ia harus tenggelam karena kencangnya aliran
Namun ia akan kembali muncul tanpa adanya robekan di tubuhnya
Sesekali ia harus terhenti karena batu besar
Namun air dan angin membantunya untuk kembali ke arus itu

Takutkah ia ketika akhirnya seorang diri harus mengarungi aliran air itu..
Daun itu tetap tampak tenang
Menunjukkan keindahan hijaunya ketika sinar sang mentari singgah di atasnya
Ia tetap tampak segar
Tentu, karena ia dikelilingi air yang tetap memberinya kehidupan

Perlahan ia mulai layu
Lelah dengan kerasnya terpaan angin dan air yang terus menghampirinya
Sampai akhirnya…

Ia menikmati terbang di udara seperti seekor burung,
ketika sungai itu telah menghabiskan jalannya
membawa dang daun ke bagian lain yang lebih tenang daripada aliran sungai
dan ia berkumpul kembali dengan daun-daun lain
di salah satu sisi bebatuan yang tenang dan teduh itu

Wednesday, October 24, 2012

rancangan-Nya.. bukan rancanganku...


Sang gadis memeluk kedua tempurung lututnya
Berusaha menikmati kesunyian malam itu
Ketika detakan jam di dinding yang menemaninya malam itu

                Ia memejamkan matanya
                Meskipun tak ada lagi seberkas cahaya yang dapat dilihatnya dari tempatnya meringkuk
                Ia sedang menikmati waktu bersama yang paling mengasihinya
                Di dalam diamnya, hatinya menyampaikan kata demi kata
                Mencari di dalam bayangannya yang nanar

“Dapatkah aku melihat buku milikMu….
  Aku ingin tahu akhir dari lembaran-lembaran yang sudah Kau tuliskan selama 19 tahun ini…
  Cerita yang Kau buat semakin rumit…
  Semakin tidak dapat dipahami…”

                Dalam diamnya, ia kembali membuka lembaran 19 tahun lebih 23 hari yang telah dilewatinya…
                Lalu semakin mengencangkan pelukannya
                Merasakan angin menyusup di belakang tengkuknya
                Mengisyaratkan malam memanggilnya untuk segera terlelap

“orang bilang aku dewasa…
  Tapi tak ada yang memberi tahu seperti apa itu dewasa..
  Kupikir aku sudah berusaha menjadi orang dewasa..
  Tapi mereka menuntut lebih…
  Jika aku lelah, bukankah itu berarti aku belum dewasa?”

                Sang gadis ingin mengakui sesuatu
    Namun tertahan..
                “Ah Tuhan, Kau kan mengetahui segala sesuatu…”
                Dan ia meluruskan kedua kakinya.
                P-A-S-R-A-H

“Jika Kau mengizinkanku membuka daftar isi dari buku kehidupanku,
  Aku mau melihat bagaimana studiku, keluarga, pekerjaan,
  dan akhirnya …”

Ia berusaha membujuk-Nya,
Mengintip bagian prakata yang dituliskan;
TUHAN semesta alam telah bersumpah, firman-Nya:
“Sesungguhnya seperti yang Kumaksud, demikianlah akan terjadi, demikianlah akan terjadi,
dan seperti yang Kurancang, demikianlah akan terlaksana –Yes 14:24

Ah.. ya…
Apalagi gunanya berusaha mengintip isi buku itu kalau pada akhirnya akan terjadi..
Berarti, hanya tinggal menjalankannya..
Dan cerita itu akan baik adanya jika mengikuti sesuai yang dituliskanNya
Hmmmm
Bagaimana mungkin akan baik adanya? Bagaimana untuk mengetahuinya?

“Tuhan mengetahui rancangan-rancangan manusia; sesungguhnya semuanya sia-sia belaka. Berbahagialan orang yang Kauhajar, ya Tuhan, dan yang Kau ajari dari Taurat-Mu- Mzm 94:11-12”

Si gadis masih gelisah…
Relasinya selama ini bersama Dia memang telah berbicara banyak..
“Ah, tapi hati ini tak tenang. Salahkah menikmati sesuatu ini sekarang? Ini bisa jadi pelajaran untuk masa depanku”

Dan lagi jawabNya “Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan TUHANlah yang terlaksana –Ams 19:21”

                Sang gadis mulai menggaruk kepalanya
                Dasar gadis bebal
                Berani-beraninya berkompromi dengan Yang kuasa

“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancanganapa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan –Yer 29:11”

                Sang gadis tersipu malu
                Setitik air yang terjatuh dari pelupuknya segera ia hapus
                “Dasar sanguine.. dasar Hiperbola.. dasar bebal…”
                Ia membuka matanya, beringsut ke salah satu sisi untuk membaringkan kepalanya
                Ah yah, merasa seperti seorang dewasa ketika mimpi akhirnya mulai menghampirinya…

Monday, October 22, 2012

Jangan "aku"


Egois…
Manusia dan pahamnya saat ini membawa setiap individu tanpa sadar terjerembab ke dalamnya
Ketika “aku” adalah yang utama

Lalu egoiskah hati…
Ketika hati tak lagi menempatkan aku sebagai yang utama namun mereka…
Ketika hati menjujung mereka, satu per satu tali mulai mengikat diri
Mengikat dengan kencang seolah tak mau dilepaskan

Lalu satu per satu mulai menarik
Menarik, mengulur, menarik mengulur..
Dan tarikan itu seperti membawamu berdiri di tepi jurang yang dalam
Hanya butuh sedikit lagi dorongan untuk membuatmu jatuh dan berharap tak perlu lagi terlihat

Tak terlihat
Tak ada tarikan, tak ada rasa sakit, tak ada lagi air mata
Ya, dorong saja sampai kematian menjemput
Dan ketika pikiran itu membuatku pasrah untuk terjatuh,
Seseorang menahan jatuhku

Ia menahanku dengan bilur-bilur di tubuhnya
Dan Ia tampak jauh lebih terlihat kesakitan dan menderita
Tidak ada tali yang menariknya
Namun tanagn dan kakinya dipaku, dan tubuhnya menahan kayu besar berbentuk salib

Bibir itu hanya terketup
Diam seribu bahasa dan menyadari kebodohan terdalam saat “aku” lagi-lagi menduduki tahta hati
Kenapa?
Kenapa pria itu harus menderita dan disalib?

Ia tidak mengeluh
Ia tidak marah
Ia tidakmenunjukkan penyeselan

“Karena Aku mengasihimu,” ujarnya dengan penuh kehangatan

Kasih..
Satu kata yang mampu memotong segala tali yang sepertinya sedang menarikmu
Satu kata yang membuatmu terselamatkan dari jurang dalam itu
Dan satu kata yang membuatmu mampu menempatkan “aku” di urutan terbawah di hatimu
Dan menjadikan “Dia” sebagai yang bertahta di hatimu


Face it!!


Langit tak tampak begitu bersahabat bagi gadis itu
Langkah kakinya membawanya menyusuri jalanan sepi di terminal BlokM
Sesekali ia melihat ke layar HP nya dan berharap malam tak lagi begitu larut berlalu

Ia memandang ke sekeliling
Tak ada lagi lalu lalang orang
Tak ada lagi deruan bus-bus yang memperebutkan penumpang

Dan matanya terhenti pada salah satu pemandangan terbaik malam hari itu
Permainan lampu berwarna ungu menarik perhatiannya dan menyinggungkan sedikit senyuman di wajahnya
Namun tak terasa kembali setitik air yang ditahannya terjatuh lagi
Dan kali ini tak terkendali

Kali ini ia membiarkannya
Toh, tak ada yang melihat
Toh, di tempat sesepi ini tidak ada yang mengenalnya sebagai wanita yang dewasa

Namun ketika ia tiba di ujung jalan itu, ia kembali memasang topeng
Wajah tegar yang tak akan menarik seseorang untuk menganggapmu lemah
Sementara ketakutan itu meringkuk di balik hatinya

Ia menemukan yang dicarinya
Melewati bus-bus yang menempatkan dirinya sembarangan,
ia berharap secepatnya dapat duduk dan memejamkan matanya untuk beberapa saat
Namun malam yang tak ramah  itu justru menemaninya untuk memikirkan banyak hal

Pikiran sang gadis bermain-main dengan segala hal yang menggangu hatinya
Ia menyibakkan rambutnya, menutupi wajahnya yang disandarkan ke besi tua yang dingin itu
Ia membiarkan jemarinya bermain di atas tombol-tombol tanpa ada tujuan yang jelas

Lalu ia kembali tersenyum dengan setetes air yang kembali jatuh perlahan di matanya
Salah satu pesan dari orang yang paling dikasihinya malam hari itu membuatnya seperti sedang tak sendiri
“none things that we might regret, it makes some cloud hiding our way so we can’t move on
10 July ’12 18.08 –D “
Sang gadis membuang nafasnya dengan pelan
Melepas sedikit kerisauan di hatinya

Tidak ada yang perlu disesali ketika memang kedewasaan menjemput
Karena tidak ia datang secara tiba-tiba
Kedewasaan hadir tak lalu begitu saja seperti angin yang berhembus
Namun ia hadir seperti topan yang mengubah seluruh kehidupanmu

Awalnya terasa tak enak
Seperti merusak segala sesuatu
Kakimu tak dapat berdiri tegap karena kencangnya angin yang memutarkan segala sesuatunya
Membawa semua yang ada padamu
Namun topan itu akan hilang
Meninggalkan sisa-sisa yang harus diperbaiki
Digantikan dengan hal-hal yang baru dan jika kau bijak, maka kau akan memilih yang lebih baik

Itu proses
Itu membuatmu jauh lebih tegar dan kuat
Topan yang keras akan membuatmu belajar dan jika topan yang selanjutnya datang, kau tahu apa yang harus dilakukan

Dewasa
Hadapi itu mau tidak mau
Siap atau tidak siap

Masalah tidak akan hilang
Masalah tidak akan pergi
Tapi kau bisa menghadapinya
Dan kau bisa menyelesaikannya