Pages

Sunday, January 29, 2012

Letter for Later


Angels without wings… that’s the perfect word to describe our besties in the world :) I am sure our KTB is one of your best community friends © ever hehehe. KTB, yang tanpa nama dan diada-adakan oleh PKK, Ka Sabeth, bernama ‘kerupuk’ juga tidak tahu kapan lahirnya -__- sedih yaaa
Tapi tanpa nama & tanggal lahir menandakan kalau KTB kita tanpa akhir :D Amen 0:)
Masih inget nggak dulu Ka Sabeth ngejar kita biar mau KK? Hahaha Dulu ka Sabeth yang paling semangat ngatur jadwal. Walaupun dulu kita sering males KK dengan berbagai alesan. Mau rapat lah, les, ngejaga rumah (gue :p) wkwkwk. Pr yang dikasih aja Cuma gue sama lois kayanya yg ngerjain HAHA. Males pokoknya.
Tapi lama-lama? Lama-lama justru kita yang kangen kapan KK?!! Kita yang hubungin Ka Sabeth, jadi kebalikan gitu siapa yang bersemangat hahaha
Oya dulu sering ribut juga sama Favour yang nyebelin itu haha. Saingan karena mereka punya nama, tapi kita nggak :( Oyaa paling enak kalau ditraktir Ka Sabeth! Bener-bener deh akk yang melorotin PKK nya mentang-mentang udah bergaji yee hahaha :D Tapi ya gak separah Favour sih wkwk *maap Favour* (eh gue tulisnya bener gak ya? -_-)
Pas Ka Sabeth nggak bisa mimpin KK, kita mimpin bergilir dan gue inget banget Jimmy nggak mau mimpin -_- huh Ktb yang mencoba mandiri :) AAKANGEN :’)
Kalo ada kesempatan curhat di KK pasti cerita hmm kangen, kangen, kangen yaa.. what about you,vin? Do you? I think yes :’D
We’re sisters & brothers. KERUPUK & FAVOUR!! :D
Awet selamanya yaa! Kalo kata Dennis, “kita raih cita-cita kita, kita berjuang, dan sampai tua, sampai nikah, dst kita bakal terus bareng :D yeaheyy!!
Kerupuk & Favour Fam! :D


Written by: Nana
Copied by: Evin
Gue kira… Cuma gue yang juga pengen KK bareng.. hahahaa
Untung gue mengikuti saran nana nyiapin tissue sebelum baca…
Gue pengen banget ngucapin terimakasih ke PKK dan TKK gue.. Tapi bingung gimana harus ngungkapinnya.. Hahahaha
Gue bersyukur masa SMA gue dilewati dengan indah dengan orang-orang yang gue kasihi dan mengasihi gue.. gak seperti masa SMP gue yang agak kelam.. namanya juga masa ALAY.. Hahahaha
suatu saat, kalau blog ini sudah ada sarang laba-laba dan ditumbuhi lumut, gue berharap ini bisa me refresh kita semua
Yang pasti.. Ka Sabeth, KERUPUK, FAVOUR…Ini aja deh buat kalian…. Hahahahahaa



Eh.. salah.. ehheheeee
Yang ini maksudnya..


 maaf ya jelek dan norak dan agak ALAY.. Habis, jadi alay itu menyenangkaaaannn >....<

The Angels


Dalam salah satu kesempatan belajar psikologi anak, gue belajar bahwa seorang anak kecil yang kita anggap “belum mengerti apa-apa” sebenarnya justru secara tidak sadar merekam segala sesuatunya dengan baik.

Ya, justru di tengah kepolosan dan kemurnian pikiran seorang anak kecil, dia belajar banyak hal baru yang terekam di otaknya. Jangan pernah membohongi anak kecil. Itu akan membuat mereka secara perlahan tidak menaruh kepercayaan kepada orang dewasa. Bukan Cuma berbohong dari segi ucapan, tapi tindakan. Ya walaupun tindakan itu berawal dari ucapan sih…


Kalau anak kecil aja yang dibohongi bisa mempengaruhi perkembangan psikis mereka, gimana dengan orang dewasa? Atau jangan ngebahas orang dewasa deh. Mari membahas salah satu fase diantara remaja menuju dewasa yang disebut ALAY (sumber: stand up comedy Raditya Dika).

Gue sempat merasakan yang namanya dibohongi dan dikhianati (taelaaaaaaaa lebay amaaaaatttt) sama orang-orang yang gue anggap SAHABAT. Rasanya luar biasa sakit dan membuat hati cenat cenut (yang pasti bukan hepatitis). Yaaaaaaahhh
Tidak perlu diceritakan lengkapnya…
Setidaknya, yang namanya pengampunan itu punya kuasa luar biasa. Hahahaaha
Rasa sakit itu perlahan tapi pasti mulai hilang.. dan hati ga lagi terasa sakit ketika melihat orang-orang yang udah “membuang” sahabatnya sendiri.. prosesnya 3 tahun… walau sekarang, rasanya masih ada luka yang udah ditutupi tapi meninggalkan bekas dan ga bisa dihilangin begitu aja.



Gue inget beberapa bulan lalu gue berusaha membujuk adik kelas gue untuk share masalahnya ke gue. Karena masalah akan lebih ringan ketika kita certain ke orang lain.
Tapi bisa dibilang gue omong besar karena gue sendiri ga mau mempercayai kata-kata itu. hahahahahaa
ya, kalimat itu bekerja dan ampuh ke semua adik-adik kelas gue yang memang butuh tempat untuk sharing. Tapi gue sendiri tidak menerapkannya.

Bekas luka itu tetap membuat gue suka menyimpan segala sesuatunya sendiri dan dianggap introvert . samapi sekarang.. hahahahaa

Buat gue, menulis jauh lebih menyenangkan daripada berbicara. Apalagi, muka gue sering salah setting karena ketiad sinkronisasi antara mood dan wajah sering beda jauh.  Itu membuat banyak orang di sekitar gue akhirnya sulit memahami jalan pikiran gue. Sampai saat ini, gue gak mau percaya sama yang namanya sahabat. Gue lebih senang menyebutnya dengan keluarga. Kenapa?
Buat gue, sahabat sejati hanya bisa gue ketahui ketika akhirnya Tuhan udah panggil manusia. Standarisasi sahabat itu banyak dan yang paling dituntut adalah masalah kesetiaan. Dan buat gue, tanpa adanya standarisasi yang sah sama yang namanya sahabat, maka gue lebih senang menyebutnya KELUARGA.

KENAPA?

Karena keluarga itu ga akan bisa melepas ikatan di antara mereka sekeras apapun lu berusaha. Sekalipun jauh, sekalipun bertengkar, sekalipun intensitas ketemuan ga sering, yang namanya keluarga ya tetep keluarga dan tetep akan jadi keluarga-bersama sama.
Jahat memang kedengarannya. Tapi gue tahu kalau pengalaman buruk masa lalu memberi pengalaman baik di masa depan.

gimana ceritanya?

Kali ini gue ga omong tulis besar. Gue juga bingung sih nulisnya gimana.. hahahahhahaa
Habis itu prosesnya lama banget -oo-

Tapi semalem gue sampai di satu poin berkat sebuah hadiah dari kelompok kecil gue (sebut saja namanya Nana).. pesannya bikin gue benar-benar bisa menyadari kalau kita ga pernah sendirian di dunia ini. Dan selalu ada orang-orang di sekitar kita yang memberi kita perhatian. Ya, udah terlalu sering gue menyebut bahwa Kelompok Kecil gue di rohkris dan Teater Sembilu adalah keluarga terbaik yang pernah gue dapet. Meskipun awalnya gue ga terlalu berharap banyak, tapi gue sadar sekarang mereka semua udah kasih harapan yang gak pernah gue bayangkan sebelumnya. Awalnya, gue takut mereka akan sama aja dengan orang-orang yang nyaman dengan kebaikan gue dan ketika gue melakukan kesalahan, mereka akan buang gue begitu aja. Dan mereka adalah orang yang siap untuk didengarkan tapi ga mau buang-buang waktu untuk mendengarkan. Tapi ini enggak. Ketika gue salah, mereka justru ngingetin gue dan membantu gue untuk nuntasin masalah gue.


Gue pun lihat juga hadiah yang dikasih dari salah seorang keluarga gue di sembilu (sebut saja Elitha). Bagaimana akhirnya orang-orang di kumpulan foto yang Elitha kasih gue membantu gue melewati masa-masa ALAY gue dengan indah dan akhirnya sekarang masuk dalam tahapan selanjutnya.


Tuhan udah kirimkan malaikat-malikatnya lewat orang-orang di sekitar kita.

Namun seringkali, kita terlalu fokus pada masalah kita sampai ga menyadari hal itu. Sering bertanya; Tuhan, di mana kah Engkau?
Sekarang, tergantung ke kamu. Sudahkah bersyukur dan melihat ke sekelilingmu orang-orang yang sebenarnya Tuhan pakai untuk menghapus air matamu….

Saturday, January 7, 2012

Special Needs Education


Masih semester awal, terlalu cepat untuk mengatakan apakah gue masuk ke jurusan yang tepat atau enggak. Hahahaaha

Tapi yang gue tahu pasti adalah, ga ada keputusan yang salah ketika kita sudah memikirkannya dengan baik dan bijaksana. Itu semua tergantung ke bagaimana kita menjalankan keputusan yang kita ambil. Sekalipun kita menganggap keputusan yang kita ambil benar dan tepat, toh akhirnya kalau ga dijalankan dengan baik, hasilnya pun ga akan baik kan?

Kecuali, lu tahu menerobos lampu merah salah dan lu masih tetap mengambil keputusan itu. buat gue , itu adalah BODOH. Mengambil sebuah keputusan itu harus banyak faktor yang dipikirin. Dari segi negative, positif, sudut pandang orang lain, dampak, dll.

Jadi.. karena emang udah serius bergumul dengan jurusan ini, hal selanjutnya yg bisa gue lakukan ya Cuma minta pimpinan Tuhan untuk membuat keputusan ini baik adanya. Hahahahahahaa

Nah, sekarang mari membahas Pendidikan Luar Biasa.big grin

Awalnya, gue pikir ini adalah jurusan yang tidak ditakdiran buat gue. Wkwkwkwkwk rolling on the floor
Sejak awal, niat gue adalah untuk ikut PMDK (waktu itu). karena itu, gue ga berniat untuk ikut ujian tertulis. Kalau emmang ada cara praktis buat ga ikut ujian, ngapain juga gue susah-susah lagi ujian. Itu yang ada di pikiran gue saat itu. Hahahahaa

Udah gitu, gue ga ikut bimbel2 begituan. Yg ada, gue ngajar bimbel anak SD seminggu sekali. Hahahaha
Ya paling ga, gue ada pemasukan uang kan, bukan pengeluaran. Banyak hal juga yang bisa gue lakukann sementara ga bimbel. Antara lain ya ngerjain PR dan ngumpulin sertifikat sebanyak-banyaknya buat ngebantu lolos PMDK.

Sialnya gue saat itu ternyata, Fakultas Ilmu Pendidikan seluruhnya ditujukan untuk IPS. Maka pupus sudah harapan gue untuk ikut PMDK karena gue dari IPA. Hahahahaharolling on the floor
Tapi ternyata Tuhan baik. Di tahun itu juga, PMDK diubah dengan SNMPTN Undangan dan bisa lintas jurusan. Hahahaahaha

Maka akhirnya, loloslah gue masuk ke jurusan ini. Dan berikut sepintas mengenai Pendidikan Luar Biasa selama semester satu ini.big grin

Jurusan gue ini dikhususkan untuk memepersiapkan pendidik yang lulusannya akan dikasih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). berdasarkan Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi  Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 108/BAN-PT/Ak-X/VIII/2007, jurusan ini udah terakreditasi nilai A. Jurusan ini memang masih baru dan belum banyak diminati.

Dalam salah satu pembicaraan gue dengan dosen gue dan teman-teman yang lainnya, dosen gue berhasil bikin gue ngeyakinin gue untuk tetap di jurusan ini. Dia bilang, alasan dia dulu pilih jurusan ini adalah karena ga banyak yg tertarik, berarti lapangan pekerjaan pun ga perlu bersaing ketat. Sementara kebutuhan akan Anak Berkebutuhan Khusus akan terus meningkat. Karena semakin maju teknologi dan masa saat ini, akan tercipta semakin banyak penyebab timbulnya kebutuhan khusus pada seorang anak. Bingung? Masuk jurusan ini lah supaya ngerti.big grin Hahahahaaa

Yah intinya, dari awal ternyata memang gue udah punya minat dalam bidang ini. Berawal dari gue nonton film I am Sam. Kemudian Hans yang ngajakin gue ngajarin anak-anak jalanan di GKI Pang-Pol, kayak ada beban lebih untuk ngejarin anak-anak yg ga diperhatikan dengan baik. Dan kemudian, gue nonton Drama SUPER ROMANTIS dari Taiwan yang judulnya Silence. Di situ, si cewek yang bisu bikin gue suka banget ketika dia berbahasa isyarat. Dan waktu SD, gue kagum banget dengan sosok Hellen Keler lewat komik seri tokoh dunia yang dibeliin bokap. Hellen yang seorang tuli dan buta mampu membuat gue bersyukur no matter how’s my condition.

Kualifikasi  sebagai tenaga pendidik dan ahli pendidik untuk PLB antara lain:
  • ·         Terampil mengajar untuk semua jenis individu berkebutuhan khusus (IBK)
  • ·         Mampu mengelola pelayanan pendidikan untuk semua jenis IBK
  • ·         Mampu memberikan jasa pelayanan pendidikan khusus kepada orangtua, keluarga, dan masyarakat
  • ·         Terampil merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran untuk individu dengan kebutuhan khusus baik sistem persekolahan maupun non persekolahan.
Dan untuk mencapai itu semua, butuh begitu banyak kompetensi yang membantu kita mencapai tujuan keempat hal di atas. Dari segi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi sosial. Oke, secara singkat gue akan jelaskan kompetensi-kompetensi di atas.


  • ·         Kompetensi pedagogik itu ialah kemampuan kita dalam mengidentifikasi potensi, hambatan, serta kebutuhan peserta didik yang kemudian kita harus mampu merancang pembelajaran yg sesuai. Kalau udah, kita harus menguasi  pendekatan, metode, serta media pembelajaran yg sesuai dan mengaitkannya ke aplikasi bidang keahlian khusus. Dengan demikian, pembelajaran yg sesuai dapat terlaksana dengan ikut menerapkan prinsip&prosedur evaluasi belajar. Intinyab adalah akhirnya hasil tersebut dapat dimanfaatkan, dan kita dapat terus memodifikasi serta melaksanakan assessment yang tepat.
  • ·         Kompetensi kepribadian mengharapkan kita supaya terlebih dahulu berempati(bukan sekedar simpati) terhadap individu berkebutuhan khusus. Sehingga ada komitmen untuk memperjuangkan hak dan kewajiban IBK serta komitmen terhadap tugas professional guru PLB .
  • ·         Kompetensi Profesional itu lebih ke keahlian khusus yg dibutuhkan oleh keragaman IBK dan bisa melaksanakan penelitian guna meningkatkan mutu layanan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
  • ·         Kompetensi Sosial ya pastinya adalah bagaimana sosialisasi kita dengan para ahli, rekan, lingkungan keluarga dan masyarakat supaya bisa bekerja sama dengan baik dalam proses pendidikan ABK.

Nah, begitu deh. Hahahaha
Jurusan ini biasanya jarang yang lulus cepet. Kenapa?

Habisnya, walaupun lulus tepat waktu(4 tahun) itu kita Cuma lulus doing tapi belum dapet sertifikasi guru. Ya dengan kata lain, belum sah lah jadi guru. Kita harus ambil satu tahun lagi untuk dapet sertifikasi guru. Karena guru sekarang udah dianggap sebgaia profesi kayak dokter yang ga Cuma sekedar lulus begitu doang. Dan satu-satunya yg berhak ngeluarin sertifikasi yang diakui pemerintah itu ya UNJ (kalau ga salah. Hahahahaha).

Dengan minimal udah ngambil SKS 128-144, kita bisa lulus dari jurusan ini. Senior gue di PLB banyak yang mepet lulusnya karena umumnya mereka udah pada kerja bahkan ketika semester tiga. Saking asyiknya kerja, ya kuliah jadi ditelantarkan. Hahahahaha

So far, gue ga bosen dengan dunia PLB. Meskipun, gue terkenal males ngampus untuk Mata Kuliah umum(MKU). Hahahahaa
Tapi mata kuliah khusus jurusan kayak Pengantar Ilmu Pendidikan(PIP), Pengantar Pendidikan Khusus(PPKh) dan Neuroanatomi bener-bener gue minatin dan selalu dapet nilai yang bagus. Heheehehe
Gue menikmati setiap proses untuk semakin mengenal dunia Pendidikan Luar Biasa yang gak ada batasnya kalau ngomongin masalah karakteristik Anak Berkebutuhan Khusus.
Do you feel interested? Gue sih seneng-seneng aja kalau ga ada yang tertarik. Jadi kan lahan kerjaan gue ga makin berkurang. Hahahahaha rolling on the floor

Maka, lewat kesempatan ini, gue ingin menyampaikan bahwa

Intan tersembunyi di dalam lumpur yang kotor dan dalam

Carilah sebaik-baiknya intan di dalam hidupmu
 Here they are some pictures of us Special Need Education 2011







He is Tarub. He is my classmate who has totally blind :)


PLB= Parent's Love Begin....


Special Needs Education. Atau kalau diartikan dalam bahasa Indonesia, namanya Pendidikan Berkebutuhan Khusus. Tapi dalam Fakultas Ilmu Pendidikan maupun dunia pendidikan, lebih dikenal dengan Pendidikan Luar Biasa (PLB). Pendidikan macam apa yang dilakukan sampai bisa dibilang luar biasa ya?happy

Jurusan ini pertama kali gue tahu dari majalah Hai yang ngebahas. big grin Waktu itu temanya menarik banget, 7 jurusan yang kurang diminati tapi (tapi gue lupa terusannya. Hahahahaha. Kalau ga salah yang patut diperhitungkan). Dan jangan kaget, ternyata teman-teman satu jurusan gue pun banyak yang tahu jurusan ini juga dari majalah Hai.

Dari awal, gue yang memang mau jadi guru dan gak tahu mau ngambil spesifikasi apa, kayak disiram air es pas musim kemarau tahu gak. Gue memang lagi mau serius mikirin masa depan gue (taelaaaaaaaaaaaaaaaa. Hahahahahaa laughing) tapi gue ga tau mau ke mana. big grin Banyak yang jadi pertimbangan gue saat itu. begitu tahu mengenai jurusan itu dari majalah temen gue, besoknya gue langsung beli majalah itu dari koperasi sekolah. Harga majalahnya jauh lebih murah daripada yang gue beli di agen. Hahahahaaha laughing

Jadi dengan uang jajan pas-pasan 5rb sehari, dengan uang jajan itu gue beli majalahnya pas hari olahraga (inget banget gue.kabur dari lapangan dan malah ke koperasi karna takut kehabisan. big grin Bahahahaha) Buat gue, Tuhan memang lagi mau ngasih gue arahan dengan nyediain uang majalah yg sesuai budget. Wkwkwkwkwkwkwkwk rolling on the floor

Begitu gue bawa pulang majalahnya dan gue baca dengan seksama, hal selanjutnya yg gue lakukan adalah berdoa sama Tuhan. praying Berusaha lagi ga ke-GR dang a mau salah pilih jurusan. Berabe banget kan kalau sampe gue salah jurusaaaaannnnn. Secara otak gue pas-pas an banget.
Pas buat berfikir layaknya jenius.
Pas buat mikirin dengan serius rancangan nuklir.
Pas untuk ngelebihin kemampuan Steve jobs nyiptain apple’s products.
Wakakakakakakakaa rolling on the floor
Dan pas buat jadi orang ga beres yang punya khayalan tingkat tinggi.big grin

Sambil meyakinkan diri, gue berusaha searching tentang jurusan ini. Kemudian hal selanjutnya yang gue tahu setelah yakin dengan beban gue dan sedikit tentang dunia PLB, gue mensharingkan hal ini. Saat itu, yang gue fikir adalah kalau bonyok ga ngasih izin, berarti ini bukan jalan gue. Karena gue tahu, bonyok gue adalah orang yang paling memikirkan masa depan yang terbaik buat gue dan tahu kemampuan gue.
Hal ini udah teruji dan gue berterimakasih ke mereka. Ketika SMP, mereka berusaha masukin gue ke SMP Strada, bukannya SMP Ngeri Negeri. Karena gue memang saat itu udah diprediksi mereka ga akan punya nilai yang cukup untuk masuk ke SMP Negeri.big grin Hahahahaaha laughing

Dan mereka tahu kualitas SMP Strada saat itu baik untuk perkembangan gue. Waktu SMA, gue minta mereka masukin gue ke SMA Tarakanita. Tapi mereka menentang keras bahkan gue sampai kabur dari rumah karena berantem hebat dengan mereka. Hahahahahaa. Waktu  itu gue ga yakin dengan kemampuan gue lulus dengan NEM yang cukup untuk masuk negeri.

Tapi gue kembali berterimakasih ke mereka karena melarang gue masuk ke SMA 8 atau 70 karena masalah jarak padahal, NEM gue saat itu sangat cukup.happy Mereka yang ngeyakinin gue kalau gue bisa lulus UN dengan nilai yang bagus karena memang gue pas SMP ga sebodoh sekarang. Wkwwkwkwkwk
Dan akhirnya gue terjebak di SMA 90 dan bisa dapet pengalaman luar biasa fantastis yang lebih bagus dari cerita-cerita masa SMA di novel-novel ataupun film. Wkwkkwwkwkwk rolling on the floor

Ya, walau memang awalnya seringkali kita menganggap pilihan kita yang paling benar dan orang tua kita hanya memikirkan dari satu pihak, satu hal yang gua tahu pasti. Mereka mengharapkan yang terbaik buat kita. big grin Karena itu, kalau bonyok sibuk kerja banting tulang, dan mungkin seringkali ga punya waktu buat kita, mereka lagi berusaha menjamin  masa depan kita. Kalau mereka sering marah-marah, lihat dulu.happy Siapa tau mereka lagi capek dan banyak pikiran tapi kita datang ke mereka dengan cara yang ga tepat dan memancing emosi mereka. happyEntah itu dari topik yang kita sampaikan, cara intonasi dan sikap kita, dll.

Nah, balik ke jurusan PLB. Setelah gue sodorkan majalah ke nyokap, gue udah ketar ketir. praying Berusaha ngebawel ke nyokap supaya dia terbujuk.big grin Tapi dia terus serius ngebaca kalimat demi kalimat di artikel yang ada tanpa menggubris bawelan gue. Bokap juga penasaran dong dengan yang dibaca nyokap. Pas ditanya;
Bokap   : baca apa toh?
Nyokap                : ini loh. Pendidikan luar biasa. Yang nanti ngajar di SLB, anak-anak autis.
Bokap   : oooohh.. kamu mau ngajar begituan toh? Ntar diilerin anaknya mau? (terus ketawa cekikian sama nyokap)
Nyokap                : halah piiinn. Kamu kok mau ngajar anak begituan. Lah kamu aja ngurus diri sendirimu aja ga bisa. (sambil cengengesan)
*gue Cuma cemberut ngelihat mereka berdua*
Nyokap                : lah kamu bisa sabar gak ngadepinnya?
*gue langsung excited banget dengan pertanyaan nyokap dan jawab dengan bijak*
Gue       : ya namanya juga belajar ma. Nanti juga bisa kok.
Bokap   : yowes. Lah kamu ngajarin mereka juga sama aja toh? Kamu marah juga mereka paling ga ngerti. Memang apa yang mau diajarin?
*denger pertanyaan bokap, gue thanks God banget udah bener-bener persiapin diri dengan jurusan ini lewat searching di internet*
Gue       : ya kan aku belum tentu juga pak ngajarin yang autis. Bisa juga tuna netra, tuna rungu,sama yang lain. aku juga udah doain dengan serius kok (tandas gue dengan mantap di kalimat terakhir)
Nyokap                : yowes. Tapi mahal gak masuknya?
*gue Cuma menghembuskan nafas terakhir dari hidung gue dengan pelan.  Lagi-lagi masalah ini. Masalah sekolah dulu juga ada sangkut pautnya sama masalah ini. No doubt about the power of money! It controls us without we realize it!*
Gue       : ga semahal UI kok mamoney eyes (ucap gue pelan dan agak sakit hati. Hahahahahaa. Kenapa?)

Awalnya, gue mau banget masuk UI. happy Ngambil jurusan sastra jepang atau gak Psikologi. Tapi bonyok gue menentang keras. Hahahahaa. Mau gimana? Gue ga bisa egois dengan Cuma mikirin kesenangan gue. Gue cinta banget sama bahasa jepang dan tertarik saat itu. Tapi seiring dengan larangan bonyok yang menganggap prospek yang ga pasti dan biaya yg pasti besar ga sesuai kemampuan bonyok, gue Cuma bisa pasrah. Walaupun gue udah ngeyakinin mereka dengan gue dapet beasiswa dan adanya keringanan biaya, bonyok tetep ga setuju. shame on you Maka terkubur lah dalam-dalam impian gue untuk dapet jaket kuning. Wakakakaakakaka rolling on the floor

Mereka juga yang ngingetin gue bahwa cita-cita gue dari awal adalah jadi seorang guru.big grin Bukan sekedar lulusan sebuah universitas bagus yg belum tentu bisa jadi guru.mungkin sih memang bisa kerja di tempat prestis, tapi mengingat dari awal adalah niat gue menjadi seorang guru yang bisa ngajarin anak-anak, maka gue Cuma bisa mesam mesem. heheheehee
Bahkan, ketika gue udah keterima di PNJ lewat jalur undangan, bonyok minta gue segera ngebatalin masuk ke PNJ. Padahal gue udah registrasi ulang dan laen-laen. Tapi ketakutan bonyok gue akan biaya dan prospek kerja jauh lebih besar. I couldn’t say anything because I realized that my parents who have been looked the money for me.money eyes

Tapi ga seburuk itu kok. Berkat niat gue dulu tentang psikologi, itu juga kepake dalam “pekerjaan” gue saat ini. big grin Gue juga akan dapetin di psikologi gue ini. Dan ternyata, psikologi UI itu juga jadi salah satu pesaing berat PLB dalam hal autism. Hahahahaa . Dan saat ini gue bisa dapetin beasiswa di kampus dari pemerintah.
Semester satu udah gue lewatin dengan IP yang gue ga tahu berapa.Hehehehee big grin

Tapi tentang jurusan ini, gue akan jelaskan di postingan selanjutnya berjudul Special Need Education.
Dari cerita ini, gue mau share bahwa
Orang tua kita mengharapkan yang terbaik buat kita dengan cara mereka anggap terbaik.
Berterimakasih sama orangtua gue yg sudah gue anggap “sok tahu” shame on you dengan mengatur jurusan yang harus gue ambil. HAHAHAHAHAHAAA laughing

RESPECT OUR PARENTS NO MATTER HOW BAD THEY ARE IN OUR EYES
My Beloved Family