Pages

Wednesday, January 4, 2012

Sad Story into Happy Story

God creates beautiful plans in our life. Walaupun belum tahu seperti apa akhir rencana Tuhan di hidup gue, tapi saat ini gue sedang bersyukur
Di tengah hilangnya gue dari dunia perblog-an karena begitu banyak hal yang harus jadi prioritas, maka kali ini pun gue bela-belain nulis sebelum akhirnya ide ini hilang.

Jadi, ini berawal dari cerita seorang anak remaja labil yang tengah mencari makna kehidupan dan berbagai hal yang tengah terjadi.
Duduk di bangku SMP, sang gadis yang kita sebut saja namanya Oneng, tengah merasakan yang namanya “zona nyaman”.
Zona nyaman yang membuatnya justru berada dalam posisi yang ga akan menbuatnya nyaman setelah keluar dari zona itu.
Sebutlah Liliana, seorang gadis berada yang sudah menganggap Oneng sebagai sahabat dan sebaliknya.
Menghabiskan banyak waktu bersama, berbagi bersama, dan membuat kenangan indah semasa SMP.
Kelas 8, it really was the best time for them.

Kedua sahabat ini begitu dekat, tak terpisahkan (agak lebay. Hahahahaha)
Yah, begitulah. Sebut saja dalam hal makanan. Selalu berbagi, si Liliana jajan dan mentraktir Oneng yang memang berbeda latar belakang dengan kondisi ekonomi Liliana. Si Oneng yang memang bawa bekel dengan lauk seadanya, juga ga ragu untuk berbagi sama Liliana yang paling suka kalau Oneng bawa bekel perkedel.
Rumah mereka yang ada di satu area meskipun berbeda beberapa huruf, ga bikin Oneng keberatan untuk bela-belain dateng ke rumah Liliana.  Kadang dateng pakai sepeda ontel butut punya bapaknya, tapi gak jadi masalah buat Liliana. Kadang Liliana juga bersedia bayarin ojek buat Oneng supaya dateng.

Prinsip nya orang jawa yang serba SUNGKAN dan gak enakan samaorang, sebenernya ada di Oneng. Ibu Oneng pun selalu mengingatkannya untuk tidak selalu merepotkan orang lain. Liliana selalu mengajak Oneng untuk belajar di rumahnya, mengajari pelajaran-pelajaran yang belum dimengertinya. Dan berawal dari situ juga, Oneng akhirnya terbiasa untuk mengajar dan sampai punya cita-cita untuk jadi guru. Keluarga Liliana pun baik banget sama Oneng.  Selalu dibeliin makan malam tiap kali mamanya pulang kerja, ataupun ngizinin Oneng untuk nginep dll. Bahkan, mamanya Liliana ngasih handphone buat Oneng dan bokapnya ngasih computer dengan paket lengkap meja dan printer. Udah dianggep saudara banget kan.  Belum lagi, mamanya baik banget bersedia ngajak jalan-jalan Liliana dan Oneng gak Cuma sekali atau dua kali ke tempat-tempat yang ngefek banget bikin seneng. Hahahaha

Oneng memang ngajarin pelajaran ke Liliana dan beberapa hal yang dia harapkan bisa bikin Liliana bertambah dewasa. Liliana pun ngajarin juga hal-hal baru ke Oneng yg dasarnya kampungan kayak yg namanya drama-drama korea, nge-dance yg di lantai tapi connect ke PS, main the sims(yg sampai sekarang masih dimainin Oneng sampe lupa waktu) dll. Hahahaha
Gila-gila dah pokoknya.

Sampai suatu hari.. akhirnya mama Liliana cerita suatu rahasia ke Oneng. Mamanya Liliana berharap Oneng bisa jadi sahabat yang baik dan nemenin Liliana dengan setia. Dan Oneng pun mengiyakan dengan senang hati.

Dan akhirnya… hahahahahaha
Sifat dasar manusia berdosa keluar di saat yang ga tepat. Sifat yang ingin menolong, tapi sebenernya caranya salah. Anggaplah si Liliana sakit tenggorokan yang mengakibatkannya batuk terus menerus. Sebenernya, dia batuk terus karena keselek kedongdong.
Keselek kedongdong itu adalah hal yang gak boleh dikasih tau ke siapapun sebenernya.
Malu kan lu kalau ketauan keselek kedongdong??
*krik krik krik abis*
  Tapi apa mau dikata. Temen-temen dari Oneng penasaran kenapa si Liliana batuk terus. Tanpa bermaksud ngejelekin si Liliana, Oneng ceritain kondisi Liliana ke temen-temannya dan berharap kalau temen-temennya bisa ngertiin kondisi Liliana. And yes. Mereka bisa menerima kondisi Liliana dan ga akan mengungkit lagi masalah itu.

Hal selanjutnya yang Oneng tahu adalah, dalam waktu yang lama, perlahan tapi pasti, Liliana mulai menjauh dengan alasan yang Oneng sendiri gak tahu kenapa. Oneng Cuma bisa menyimpulkan berbagai hal dalam pikirannya. Mengeluarkan berbagai spekulasi tapi gak mengintropeksi dirinya sendiri. Oneng pun kembali ke sifat dasar manusia.

Oneng Cuma bisa nyalahin orang lain dan akhirnya…
Mereka tetap berteman.. dengan kecurigaan… dengan persaingan.. dengan kecemburuan.. dengan berbagai kesalah pahaman.. dengan berbagai kemunafikan…
Semuanya berlalu dengan ending yang gak enak…
Oneng dan Liliana lulus, seolah-olah tanpa saling mengenal.

Oneng hanya berusaha untuk move on dengan hidupnya walaupun rasanya sakit banget pengorbanannya selama ini dibales kayak gitu. Masuk SMA, Tuhan kirimkan orang-orang yang ternyata mengubah hidup Oneng 180 derajat.

Berterima kasih terhadap ROHKRIS yg mengenalkan THE REAL LIFE lewat Persekutuan Jumat, mengenal saat teduh yang baik, mengerti pentingnya jam doa, dan lebih dari segala sesuatunya, mengenal Kristus yang akhirnya mengubah hidupnya sepenuhnya.

Belajar mengampuni itu gak mudah. Tapi satu hal yang pasti, sekeras apapun hati, Tuhan yang mampu melembutkan. Perlahan tapi pasti, Oneng bisa menghilangkan luka itu yang sayangnya berbekas….kadang, ada kejadian-kejadian yang ngingetin dia sama Liliana. Diam-diam, Oneng pun terus memperhatikan kondisi Liliana dengan berharap Liliana melakukan hal yang sama.

Menghapus kenangan yang sebanyak itu gak gampang..karena kalau Oneng gak ketemu Liliana, gak akan ada Oneng yang sekarang.
Oneng belajar banyak dari kesalahan yang dulu dia lakuin..

Sekarang…

Oneng sadar…

Menjaga rahasia itu penting.. menghargai apa yang orang lain sharingkan ke kita dan berusaha menjaganya untuk menjaga perasaan orang lain yang mempercayai kita.

Mendengarkan lebih baik daripada berbicara.  Kita bukanlah seseorang yang selalu benar dan sempurna. Karena itu, mendengarkan pendapat orang lain, ataupun sharing orang lain, lebih bernilai untuk orang tersebut daripada kita harus menasihati dia dan mengguruinya ketika bercerita.

Semua pengorbanan akan ada hasilnya.  Berkat perjuangan Oneng dulu untuk ke rumah Liliana ataupun pulang tengah malam, atau ke rumahnya walaupun lagi banjir tinggi, nemenin dia lama sampai ojeknya dateng, dll… sekarang, Oneng bisa berkorban lebih dari itu.

Jangan mudah percaya sama orang lain .

Bersikap jujur dan terbuka itu jauh lebih baik daripada pasang topeng kemunafikan yang justru semakin membawa kita mundur.

Bergaul dengan sebanyak-banyaknya orang dan jangan terlalu cepat mengucapkan kata sahabat.
Maka sekarang, Oneng pun terkejut dengan segala hal yang gak pernah diharapkannya. Bayangin!! Kalau buka jasa konselor ataup sikolog, bisa nambah-nambah uang jajan loh. Hahahahaha

Yups, experience is the best teacher.
No doubt karena masa-masa sulit itu, sekarang sesulit  apapun kondisinya, Oneng udah kebal walaupun sesekali pengen nyerah juga.  Buat dia, gak ada masalah yang dia hadapi. Yang ada adalah the preparation for a better life and  the best future.

Cuma lagi mengingat bagaimana sebuah guci bisa terbentuk.. gue pernah denger itu ketika ada di ibadah remaja gereja.  Males nulisnya karena capek. Hahahahaa

Sekarang, gimana dengan kamu?

Masihkah mau terus larut dan berkubang dalam kesedihan karena menganggap masalahmu begitu besar?
Hei, jangan pernah hanya melihat dari satu sisi kalau ternyata, kita bisa lihat dari berbagai sudut yg berbeda, lebih dari 360 derajat, ataupun dari berbagai letak dan posisi yang beraneka ragam.

Masih terus berfikir mengakhiri segala sesuatunya supaya segala skait dan penderitaan itu berakhir? Hidup mu terlalu berharga untuk diakhiri begitu saja.  Karena percaya atau tidak, SETIAP ORANG, akan mendapat akhir yang membahagiakan kalau dia mau untuk bangkit dari keterpurukannya dan berusaha keras.

Hidup Oneng yang baru 18 tahun terus memicunya untuk bisa lebih baik lagi.
Sekarang, masalahnya lebih kompleks, bukan bagaimana masalah dalam dirinya, namun ketika masalah itu adalah mengenai orang di sekitarnya. Dan justru, kenangan pahit itulah yang menjadi pemacunya untuk terus bertahan dan berjuang lebih baik lagi.

SEMANGAAAAAATTTTT!!!!!

LIFE ISN'T ABOUT FINDING YOURSELF, BUT IT'S ABOUT 
CREATING YOURSELF

No comments:

Post a Comment