Pages

Monday, October 22, 2012

Jangan "aku"


Egois…
Manusia dan pahamnya saat ini membawa setiap individu tanpa sadar terjerembab ke dalamnya
Ketika “aku” adalah yang utama

Lalu egoiskah hati…
Ketika hati tak lagi menempatkan aku sebagai yang utama namun mereka…
Ketika hati menjujung mereka, satu per satu tali mulai mengikat diri
Mengikat dengan kencang seolah tak mau dilepaskan

Lalu satu per satu mulai menarik
Menarik, mengulur, menarik mengulur..
Dan tarikan itu seperti membawamu berdiri di tepi jurang yang dalam
Hanya butuh sedikit lagi dorongan untuk membuatmu jatuh dan berharap tak perlu lagi terlihat

Tak terlihat
Tak ada tarikan, tak ada rasa sakit, tak ada lagi air mata
Ya, dorong saja sampai kematian menjemput
Dan ketika pikiran itu membuatku pasrah untuk terjatuh,
Seseorang menahan jatuhku

Ia menahanku dengan bilur-bilur di tubuhnya
Dan Ia tampak jauh lebih terlihat kesakitan dan menderita
Tidak ada tali yang menariknya
Namun tanagn dan kakinya dipaku, dan tubuhnya menahan kayu besar berbentuk salib

Bibir itu hanya terketup
Diam seribu bahasa dan menyadari kebodohan terdalam saat “aku” lagi-lagi menduduki tahta hati
Kenapa?
Kenapa pria itu harus menderita dan disalib?

Ia tidak mengeluh
Ia tidak marah
Ia tidakmenunjukkan penyeselan

“Karena Aku mengasihimu,” ujarnya dengan penuh kehangatan

Kasih..
Satu kata yang mampu memotong segala tali yang sepertinya sedang menarikmu
Satu kata yang membuatmu terselamatkan dari jurang dalam itu
Dan satu kata yang membuatmu mampu menempatkan “aku” di urutan terbawah di hatimu
Dan menjadikan “Dia” sebagai yang bertahta di hatimu


No comments:

Post a Comment