Pages

Monday, July 11, 2011

Jangan salahkan si DANGDUT

Ayo sama sama mikir. Kenapa sih orang harus anti banget sama dangdut? Padahal, menyanyi dangdut jauh lebih sulit dibandingkan menyanyikan lagu pop biasa. Kenapa begitu? Dangdut menuntut banyak hal sehingga seseorang bisa ilfil (baca: ilang feeling) dan takut disebut norak atau kampungan. Padahal kenyataannya, gak semua orang bisa menyanyikan lagu dangdut dengan baik dan benar. Tapi banyak orang yang bisa menyanyi pop walaupun suaranya fales (yang pasti bukan gue)

Nah, ini dia beberapa hal yang perlu diperhatikan ;
Dangdut menuntut kita untuk bisa menyanyi dengan “cengkok” tertentu. Well, di sinilah daya tarik si dangdut yang bikin beda dari semua jenis music yang lain. Kalau cengkok dangdutnya udah dapet, menyanyikan lagu dangdut bukanlah perkara yang sulit. Dan sah disebut bernyanyi dangdut. Dan di sinilah gue menemukan kesulitan yang sangat besar. Dalam pementasan Teater Sembilu dengan naskah “KAMBING HITAM” garapan sutradara ternama yaitu Ka Lancip, gue dituntut untuk bisa menyanyikan lagu dangdut. Dan itu SANGATLAH TIDAK MUDAH. Kenapa? Karena gue sudah terlebih dahulu terdoktrin tentang lagu dangdut yang gak oke banget. Tapi setelah beberapa kali gue observasi dengan mendengarkan lagu dangdut, sukseslah gue kasih acungan jempol buat para penyanyi dangdut. Karena mereka bisa dapetin cengkok yang sedemikian rupa dan gue yakin, itu bukan Cuma bakat alami tapi juga berkat latihan. Dan sekarang gue kelabakan karena harus bisa nyanyiin lagu dangdut. Dan gue gak punya basic apapun untuk menyanyikan lagu dangdut.

Selain itu, goyangan dalam dangdut yang dianggap norak oleh sejumlah orang norak, tidaklah mudah dipraktekan. Gue yang mencoba beberapa kali berlatih untuk bisa dapetin goyangan dangdut sukses pegel linu dan susah duduk. Ada beberapa hal yang bikin goyangan dalam dangdut sangat unik dan berbeda. Goyangan dalam dangdut itu biasanya khas banget di bagian pinggul. Dan paling kerennya lagi, kalau pinggulnya doing yang goyang tapi badan atasnya tetep statis (baca: diem). Dan itu sama sekali gakl mudah. Jauh lebih mudah buat gue latihan nari salsa atau dance2 floor atau yang sering orang pake buat ajib ajib. Dan akhirnya, gue kembali kasih acungan jempol buat para pedangdut.

Yang terakhir adalah kostum. Identik banget sama kerlap-kerlip dan bling-bling di sana-sini. Pokoknya seheboh mungkin. Dan lagi satu hal lagi adalah baju yang ketat dan menunjukkan lekukan tubuh. Dalam pementasan kali ini memang gue gak dituntut untuk berpakaian ala pedangdut tapi, gue merasakan fungsi baju ketat ataupun rumbai-rumbai yang mereka pakai. Baju ketat itu bikin mereka lebih mudah bergoyang dan goyangan itu pun bisa dilihat jelas. Belum lagi efek-efek ketika mereka bergoyang yang ditimbulkan dari si rumbai-rumbai bikin pedangdut kelihatan lebih oke pas nari.

Dan akhirnya, entah bagaimana caranya, dalam 2 minggu ke depan, gue harus bisa jadi pedangdut norak yang menghibur penonton. Dan bagaimana itu? Entahlah. Tapi yang pasti, aksi gue berdangdut ria hanya bisa kalian saksikan di FESTIVAL TEATER SLTA ke 21 di BULUNGAN. Hari Rabu, 27 Juli 2011.

Dan setelah nulis post ingan ini, gue masih dalam keadaan belum suka dangdut karena belum ada music dangdut ataupun penyanyinya yang bikin gue kesemsem. Karena yang cewek bikin gue iri dengan body sexy mereka, sementara yang cowok bikin gue males ngelihat mereka dengan balutan baju ketat atau kadang mamerin bulu dada. Bahkan, penari latarnya kadang ganggu kosentrasi gue untuk menikmati musiknya. Jadi, mungkin akan ada suatu momen di mana hati gue akhirnya luluh juga mendengar lagu dangdut. Hanya masalah waktu saja. Atu mungkin, kalau Katy Perry dan Lady Gaga mulai menyanyikan lagu dangdut, gue bisa menerima lagu dangdut masuk dalam kehidupan gue. Toh, kita gak akan pernah tahu kan?

Doain aja supaya aksi gue dangdutan di Pementasan nanti bisa ngalahin sensasinya Inul Daratista. SEMOGA.

No comments:

Post a Comment