Pages

Monday, July 4, 2011

ON TIME = NGARET

Dannnn,,, kembali membahas masalah yang sering terjadi saat ini.
Lagi mau share sesuatu tapi bingung nulisnya… Mulai darimana ya? Oke. Kita mulai aja dari hari sabtu kemarin.
 Jadi, setelah sebelumnya bikin janji dengan beberapa teman untuk ketemuan di loket Transjakarta di Blok M, akhirnya jam 12 lewat 15 menit, gue stand by di sana dengan nafas terengah-engah karena gue fikir gue terlambat. Namun takdir berkata lain. Sesampainya di sana, gue harus menunggu teman-teman gue yang seharusnya gue tahu, pasti NGARET.

NGARET adalah penyakit menular yang biasanya terjadi pada usia-usia remaja yang bisa terbawa sampai tua. Penyakit ini bisa dicegah dengan jangka waktu yang lama. Terutama tahap penyembuhan untuk menghilangkan NGARET memakan proses yang tidak  mudah. NGARET yang menular pun bisa desebabkan karena diri sendiri. Disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
  • ·         Ketidak tepatan menghitung waktu dan jarak. Bayangkan anda janjian dengan teman di hari sabtu jam 12 di Blok M tapi rumah anda di daerah Ciledug. Transportasi yang anda gunakan adalah angkutan umum. Anda baru berangkat jam sebelas atau paling parahnya, jam 12. Ya, maka sukseslah teman anda yang memang berusaha tidak terlambat menunggu anda berjam-jam dengan tampang kesal namun tetap berusaha baik ketika bertemu anda.
  • ·         Kesalahan penerjemahan jam ketemuan. Kalau d isms, atau di tweet, atau di wall, biasanya tulisannya adalah seperti ini ; “ Okay, kita ketemuan di sana ON TIME ya”
Nah, kata-kata On Time ini sering kali disalah tafsirkan. Orang akan berfikir bahwa On Time merupakan terjemahan dari “Di Atas Waktu” maka sukseslah orang datang di atas jam yang telah disepakati. Karena itu, alangkah indahnya jika menulis ; ‘Under wear time”
  • ·         Lupa kalau Jakarta macet. Ya, karena masalah hilang ingatan seringkali terjadi pada masyarakat Jakarta saat ini. Lihatlah sidang-sidang peradilan para koruptor yang sekarang ini banyak disiarkan-bahkan secara LIVE di TV, banyak terdakwa yang mengatakan saya lupa pak, saya lupa bu, saya tidak ingat. Bahkan, ada seorang ibu-ibu yang mukanya gak muda lagi mengaku dia mengalami Alzheimer atau lupa hilang ingatan ringan karena factor usia. Namun pada kenyataannya, dia justru mengalahkan semangat anak muda dengan keliling-keliling luar negeri dan menghadiri acara-acara besar dengan make-up tebal menyelimuti wajahnya. Bukan hanya itu, dia BISA berbahasa Indonesia, namun ketika diminta kembali ke negaranya (INDONESIA) dia lupa dan tak kunjung-kunjung datang.
  • ·         Saya tidak pernah salah. Ya, alasan ini juga menyebabkan seseorang dengan mudah terjangkit NGARET. Maksudnya? Ambil contoh singkat. Kita terlambat dan kemudian, kalimat selanjutnya adalah ; Sori telat, soalnya bis nya ngetem nya lama. Pertanyaan selanjutnya adalah; tau busnya ngetem, kenapa naik bus yang masih kosong? Dan kalau tahu bus akan ngetem, kenapa gak berangkat lebih awal?
Dan lagi, dengan wajah penuh berkeringat, seseorang datang dan mengatakan; yah maaf, udah lama ya? Tadi harus ngeberesin rumah dulu sama nyokap. Pertanyaan selanjutnya; tanpa harus disuruh pun, kalau hari libur, paling gak, kita memang harus bantuin nyokap kan? Kenapa gak bangun lebih pagi untuk ngerjain itu semua?
Well, begitulah. Kita manusia memang tidak mau dipersalahkan bukan? Termasuk gue.
  • ·         Hidup itu dibawa santai aja. Ya, memang benar. Hidup harus kita bawa santai dan menikmatinya. Jadi, sesulit apapun masalahnya, kita bisa menyelesaikannya dengan baik. Dan hal ini pun berlaku ketika seseorang mulai terjangkit NGARET. Yaelah, santai aja, baru jam segini. Atau; Tenang, gak mungkin acaranya mulai jam segini. Nah, kalau udah begini, banyak pihak yang dirugikan dan kita pun mulai melatih diri kita untuk gak menghargai orang lain karena KENGARETAN kita.
  • ·         Elo ya Elo, Gue ya Gue. Haduuuuuuuuuuuhhhhh. Ini motto darimana sih?!! Siapapun yang menerbitkan dan mempopulerkan motto ini, rasanya mau gue masukin kardus dan gue hanyutin ke kali Ciliwung. Bukan apa-apa mbak mas, tapi akibat aliran ini, seseorang gak memikirkan posisi orang lain  yang sudah menunggunya begitu lama. Kalau udah begini. Nilai-nilai solidaritas mulai terlupakan.
  • ·         Belom lulus mata pelajaran Managament Waktu. Ya, mungkin sih memang kalau seseorang itu terlambat karena ada urusan yang lain. Tapi, kalau dia sudah tahu akan terlambat, alangkah indahnya kalau dia pun janjian dengan temannya menyesuaikan jam ketika ia selesai di acara yang lain dan akan ketemuan dengan temannya. Jangan karena acara mulai jam sepuluh sedangkan kita baru selesai jam sebelas dan kayaknya baru nyampe tempat ketemuan sejam kemudian, teman kita kita suruh nunggu jam sebelas. Berarti, kita baru berangkat, dia udah nunggu dong? CKCKCKCKCK
  • ·         Berserah kepada Tuhan. Wih, yang satu ini BAGUS BANGET. Tapi, kadang kita “menyalahgunakan” kemampuan Tuhan. Kalalu memang kita NGARET karena ketidakdisiplinan kita, mbok yo sadar diri. Biasanya, udah tahu jam pulang kantor itu pasti macet, kita berdoa sama Tuhan supaya jalanan gak macet. Well, sah-sah aja dan mungkin aja Tuhan kabulakn. Tapi bukan berarti, akhirnya kita kebiasaan untuk ngaret dan berdoa sama Tuhan. Jakarta men!! Macet tuh udah makanan pagi dan sore. Atau, udah tahu bus doyannya ngetem tapi demi dapet duduk, kita milih bus yang sepi. Kita berdoa supaya busnya ngebut dan cepet sampe tempat tujuan. Sekali lagi, itu boleh-boleh aja dan Tuhan bisa aja ngabulin permintaan kita tapi, akhirnya gak menjadi alas an buat kita untuk terus-terus mengharapkan bus yang sepi itu gak ngetem dan jalannya ngebut. Iya kali dah abangnya gak cari penumpang. Yang ada, dia malah RUGI.
  • ·         Peramal ulung yang bisa memprediksikan segalanya. Ini dia bakat yang SALAH dan dianut oleh beberapa orang. Biasanya, kita ambil contoh hari sabtu. Kita akan berkata; ah, hari sabtu ini, libur. Orang-orang juga pada gak keluar, paling gak macet. Dan kenyataannya?!! SALAH. Justru orang tetap keluar membawa keluarganay untuk liburan. Inilah yang menyebabkan Puncak macet di hari sabtu. Orang-orang tetap mengeluh tapi, mereka tetap datang juga ke Puncak. Atau, anggaplah hari biasa. Kita akan memprediksikan; Orang-orang paling berangkat ngantor jam tujuh. Dan kita berangakt lebih siang atau lebih pagi dari jam itu. Kenyataannya? SAMA AJA. Orang-orang lain pun beranggapan demikian. Ya, dengan bakat meramal ini, biasanya kita cenderung berangkat dengan waktu yang pas-pas an. Dan akhirnya, ya NGARET.
  • ·         Tidak menyadari bahwa NGARET itu berbahaya. Sama kayak HIV/AIDS yang menyerang si penderita namun orang tersebut tidak menyadarinya. Maka NGARET pun terus menggerogoti seseorang tanpa dia menyadari bahaya yang ia timbulkan dari penyakit NGARET nya. Kebiasaan ini tentunya gak baik kalau udah dibawa ke dunia kampus atau dunia kerja. Ada dosen-dosen yang gak mentolerir mahasiswanya untuk terlambat. Dan bayangkan kalau seseorang harus bekerja di bank sedangkan tiap detiknya, harga saham terus berubah-ubah. Atau bayangkan ia bekerja di stasiun,. Keterlambatan beberapa detik aja, bisa menyebabkan kecelakaan yang hebat, atau seseorang bisa ketinggalan kereta kalau dia ngaret.

Disadari atau gak, NGARET merupakan salah satu cikal bakal KORUPSI. Apa hubungannya? NGARET sama dengan mengurangi waktu kita sendiri dan orang lain. Dengan kata lain, kita melakukan korupsi waktu. “Merebut” tanpa disadari hak orang lain maupun diri kita sendiri utnuk melakukan sesuatu atau mendapatkan sesuatu dari waktu yang kita lewatkan.
Dan kalau sudah begitu, benar sekali pepatah yang dikatakan kakek-nenek kita terdahulu.

Penyesalan selalu datang belakangan.

Sekarang, beginilah ilustrasi singkat yang bisa gue berikan;
  • ·         Tanyakan kepada seseorang yang TIDAK LULUS UN SMA, betapa berharganya waktu satu tahun.
  • ·         Tanyakan kepada seorang Ibu yang melahirkan secara prematur, betapa berharganya satu bulan saja yang ia miliki sehingga anknya tidak perlu lahir prematur.
  • ·         Tanyakan kepada seorang pedagang, betapa berharganya waktu satu minggu, untuk tetap mempertahankan usahanya.
  • ·         Tanyakan kepada seseorang yang di rawat di rumah sakit, betapa tiap harinya berharga.,Karena ia harus membayar biaya rumah sakit yang tidak sedikit jumlahnya per hari.
  • ·         Tanyakan kepada pengamen betapa berharganya waktu satu jam, karena dalam waktu satu jam saja, belum tentu ia mendapat uang yang cukup untuk makan.
  • ·         Tanyakan kepada seseorang penenun, betapa berharganya tiap menit yang ia miliki untuk menghasilkan suatu karya yang indah dan bernilai mahal nantinya.
  • ·         Tanyakan kepada orang yang ketinggalan pesawat, berapa berharganya tiap detik yang ia miliki.
  • ·         Tanyakan kepada seorang atlet lari, berapa tiap sekon (hitungan yang lebih kecil dari detik) akan menentukan kemenangannya

Dan akhirnya, kita harus berterimakasih kepada hal-hal berikut ini;
  • ·         Sekolah yang mengharuskan kita sampai sebelum pukul 06.30 dan lewat dari jam tersebut, kita akan mendapat sanksi tegas dari sekolah.
  • ·         Bank yang selalu tepat waktu buka jam 08..00 dan tutup jam 15.00 sehingga kita bisa tahu dengan pasti jam operasional bank, dan transaksi kita bisa kita usahakan untuk dilakukan pada jam-jam yang telah ditentukan.
  • ·         Jadwal pesawat ataupun kereta yang ketat dan akan ninggalin kita walau terlamabt hanya 1 detik. Karena akhirnya, jadwal perjalanan bisa tetap berjalan dan gak akan ada kecelakaan karena jadwal yang bertabrakan.D
  • DLL

Maka, pesan gue melalui post kali ini ;

Hargailah waktu karena artinya, Kita menghargai diri sendiri dan orang lain


          




No comments:

Post a Comment