Pages

Monday, June 20, 2011

Kenapa harus kesel?

Iya, kenapa harus kesel?
Gue sendiri jadi bingung, ngapain harus kesel.
Emang sih awalnya kesel, tapi akhirnya, seiring berjalannya waktu, semua rasa kesel gue ke dia juga ilang. Frontal banget ya cerita di blog?

Okay. Anggaplah ini postingan dari gue yang ingin mengklarifikasi kalau ada sahabat gue yang bilang “Hidup gue mules mulus-mulus aja”

Jadi gini, kita sebut aja namanya si kelinci. Karena dia kecil dan kelakuannya mengingatkan gue pada kelinci, yang notabene adalah lambang/symbol dari majalah Pl*yBoy.

Dia cowok. Ya iyalah, orang barusan gue bilang dia ngingetin sama Playboy. Eh, good question nih.

Kalau playboy lambangnya kelinci, kalau playgirl lambangnyaaaaa???

Nah, si cowok udah punya cewek (baca: pacar)
Ceweknya baik, manis, baik, soleha, rajin beribadah, taat pada peraturan, hokum, dan masyarakat, serta menjunjung tinggi harkat dan martabat dirinya sendiri, dan rajin menabung di warung.
Nah,it sounds perfect isn’t it?
Dan di awal kemunculan kedua pasangan ini, gue berasa habis dilindes truk tronton yang bawa monas (????????) Okay, itu gak mungkin. Ya, intinya, gue shock banget sampe ngerasa itu Cuma mimpi. Tapi ternyata gak saudara-saudari!!!

MY! Tuh cowok jahat banget! Dia mau balas dendam sama gue kayaknya. Jahat banget!!!
Jadi sejarahnya, dulu dia nembak, tapi gue tolak. Ya iyalah! Sebelum nembak gue, lo nembak temen gue udah berapa kali? Dari si gepeng, si oh amelia gadis cantik #singing, dan lain-lain. Gimana gue gak kesel sama lo?! Okay. Itu zaman ketika gue masih jadi ABABIL a.k.a ABG Labil. SMP mas-mbak.

Maka, seiring dengan bertambah dewasanya gue, gue pun belajar untuk mengasihi sebagai seorang teman atau sahabat ke dia. Gue followup dia karena gue juga mau, temen-temennya pun ngerasain hal yang sama dengan apa yang gue rasain. Bisa semakin kenal Kristus, menikmati persekutuan, semngat kalau ibadah, dan lain-lain. Followup gue ternyata disalahgunakan sama dia.

Dia malah deketin temen gue dari suatu sekolah yang selalu bersaing dengan SMAN 90. Kecewa banget waktu tahu tapi ya udahlah, ngapain jug ague kecewa?! Suka-suka dia kan mau deketin siapa?! That’s not my business.

Sampai akhirnya, di acara kesehatian ROHKRIS 90 angkatan 2010/2011, di mana di samping gue ada TKK gue juga, kami SMS an dan dia mengungkit-ungkit masa lalu dan memancing gue masuk dalam kegalauan. Gue berusaha ngejaga hati gue supaya bisa tetep nganggap si kelinci sebagai teman yang sedang tersesat tapi gak menyadarinya. Walaupun gue sendiri tahu, muka gue menyesatkan.

Tapi beneran, sms an sama dia bikin gue semakin bergumul dan berdoa ke Tuhan supaya gak ada rasa apapun. Karena motivasi gue dari awal adalah untuk bikin dia jadi seseorang yang bisa bawa perubahan buat sekolahnya. Dan gue berusaha untuk gak menyalah artikan kedekatan kami.

Tapi, di malam dia jadian sama ceweknya, dia masih smsan sama gue ngebahas PIALA DUNIA. Dan gue gak tahu kalau dia udah janjian. God, that was really hurt me. Dan yang bikin gue sedih, adalah bukan karena dia jadian. Tapi karena gue ngerasa gue jadi salah satu penyebab dia jadian. Oke, dia memang satu gereja sama ceweknya tapi, mau bagaimanapun, si cewek seharusnya jadi seorang panutan.

Lalu, apa masalahnya?

Ini masalahnya.

Pemahaman yang benar tentang pacaran adalah ketika seseorang siap untuk menikah. Oleh karena itu, dia mengenal sang pasangan yang sudah DIGUMULKAN dan DIDOAKAN dengan SERIUS. Masalah nantinya putus atau tidak, selama dia menjalaninya memang dengan sungguh-sungguh, bisa jadi, memang bukan dia yang terbaik.
Lalu anak SMA pacaran?
Memang judul pacarannya serius dan gak main-main. Tapi, apakah sudah siap menikah?
Lalu, dosakah berpacaran ketika belum siap menikah?
TIDAK. Tapi, pertanyaannya selanjutnya,
Kenapa engkau sebut engkau Kristen?
Kristen artinya pengikut Kristus. Hidup seturut teladan Tuhan Yesus dan melakukan yang menyenagkan hati Tuhan walaupun seringkali, sisi kemanusiaan kita yang sudah lekat dengan dosa mengatakan bahwa itu bukan sesuatu yang menyenangkan. Maka, pacaran pun seharusnya sesuai dengan Firman Tuhan ajarkan.

Yah, tapi begitulah anak muda. Labil, dan perlu pengakuan status serta mencari pengalaman sebanyak-banyaknya.

Kembali ke si kelinci. Gue ngerasa gak enak dengan kakak-kakak yang lain tiap kali inget gue yang mengenalkannya dengan pelayanan di siswa. Walaupun bukan karena gue mereka jadian, mereka datang bersama dalam tiap kesempatan yang bikin gue ngerasa gak enak dengan kakak-kakak yang lain.
Bagus akhrnya dia bisa dibina dan nikmatin fellowship. Lama kenal sama dia dari SMP, gue tahu siapa dia. Gue tahu bahwa ;
apa yang seringkali kita lihat dan dengar, gak seperti kenyataannya

Maka, gue Cuma bisa berdoa supaya dia bisa ngerubah sifatnya itu. Dan gue pun berdoa, supaya gue bisa melihat dia dari sisi positifnya, bukan dari sisi negative yang gak banyak orang tahu.

Oh iya. Kenapa gue tiba-tiba nge posting ini?
Karena, beberapa hari yang lalu,si kelinci bilang dia ada masalah. Dia Cuma bisa cerita ke gue. Okay, gue seneng bisa jadi tempat sharing yang dia percaya. Dan gue pun seneng, bisa jadi sahabat yang baik buat dia. Dan akhirnya, walaupun gak bisa karena bentrok dengan kegiatan wajib gue tiap sabtu, gue meluangkan waktu buat dia.

Tapi hal selanjutnya yang gue tahu, dia cancel itu secara mendadak. Dan begitu itu terjadi, hal selanjutnya yang gue tahu, gue gondok banget sama dia. Gue kesel karena kayaknya, ini bukan untuk yang pertama kalinya dia kayak gitu. Ada masalah, tapi kalau pas mau dibantu, justru dia sendiri yang batalin. Dan itu bikin gue jadi tambah susah untuk percaya lagi sama dia.

Dan akhirnya, ini gue certain ke Ka Sabeth. Dan bener juga kata Ka Sabeth. Kenapa gue harus kesel kalau dia gak jadi sharing? Toh yang butuh dia, bukan gue. Dan Ka Sabeth bilang lagi; “Selidiki hati dulu vin”

Maka, dengan penuh keyakinan, gue bilang gue mengiyakan kata-kata Ka Sabeth yang bilang kalau gue udah mati rasa sama dia. Gue udah gak lagi sakit tiap kali ngelihat dia berkat latihan selama bertahun-tahun ngelihat dia ganjen sama cewek yang lain. Dan akhirnya, gue kasian banget sekarang sama dia yang kayaknya masih cari identitas diri. Oke, gue juga lagi cari identitas diri, tapi paling gak, gue udah tahu harus share ke siapa kalau lagi galau. Dan Dia siap dengerin curhatan gue 24 jam. Dan kerennya lagi, semua kegalauan gue Dia sirnakan dengan hal-hal yang gue sendiri gak pernah kebayang.

Maka, pesan gue untuk post kali ini;

Jadilah sahabat yang siap untuk mendengarkan, bersabar, dan mengingatkan dia sekalipun hatimu harus sakit karenanya :’)

No comments:

Post a Comment